Showing posts with label Ebiet G. Ade. Show all posts
Showing posts with label Ebiet G. Ade. Show all posts
10 August 2015
Ada Yang Tak Mampu Kulupa
Ada yang tak mampu kulupa
Ada yang tak mampu kulupa
Bulu lembut di keningmu
Yang meremang kala ku kecup
Dan ketika kusibak rambutmu
Ada yang tak hendak kubuang
Serangkaian kenang-kenangan
Yang tergambar di gelap malam
Dan tersimpan di pucuk daunan
Reff:
Langit di atas simpang jalan
Menemaniku bernyanyi
Bagai gejolak pohonan runtuh
Bersama gitar bersama sepi
Bersama luka dan cinta
Aku masih sempat bernyanyi lagi
Ada yang mesti kupikir lagi
Melepas dendam dan sakit hati
Dan berjuang membendung benci
Tuhan jagalah tanganku ini
Label:
Ebiet G. Ade
Aku Ingin Pulang
Kemanapun aku pergi
Bayang - bayangmu mengejar
Bersembunyi dimanapun
Slalu engkau temukan
Aku merasa letih dan ingin sendiri
Ku tanya pada siapa
Tak ada yang menjawab
Sebab smua peristiwa
Hanya di rongga dada
Pergulatan yang panjang dalam kesunyian
Aku mencari jawaban di laut
Ku sadari langkah menyusuri pantai
Aku merasa mendengar suara
Menutupi jalan
Menghentikan petualangan
Du... du... du...
Kemanapun aku pergi
Selalu ku bawa - bawa
Perasaan yang bersalah datang menghantuiku
Masih mungkinkah pintumu ku buka
Dengan kunci yang pernah kupatahkan
Lihatlah aku terkapar dan luka
Dengarkanlah jeritan dari dalam jiwa
Aku ingin pulang...
U... hu...
Aku harus pulang...
U... hu...
Aku ingin pulang...
U... hu...
Aku harus pulang...
U... hu...
Aku harus pulang...
Label:
Ebiet G. Ade
Asmara Satu Ketika
(hm... ho ha ha..) hu......
Ketika kubuka jendela kegetiran datang menyergap, ah
Apakah karena hembusan angin bawa aroma rumput basah?
Gemuruh air hujan menumpas nyanyianku
tentang asmara yang sirna terkubur dalam dada
Aku kembali terduduk di atas kebekuan bara hati
Ketika 'ku berjalan sendiri menyusuri sungai berliku
Apakah langkah kubawa ke hulu ataukah ke muara?
Gemuruh suara hati menikam kebisuan
ketika cintaku kandas terkubur dalam jiwa
Aku kembali terduduk di atas kebekuan bara hati
(hm... ha ha hu hu hu hu hu) hu......
Gemuruh air hujan menumpas nyanyianku
tentang asmara yang sirna terkubur dalam dada
Aku kembali terduduk di atas kebekuan bara hati
Oh, malam dengarkanlah syair dari nyanyianku
Barangkali akan dapat menolongku
Coba bawakan dia meski hanya lewat mimpi
Oh, kelam bicaralah, ho ho, demi semi cintaku
hu ho.... ho ho ho ho demi semi cintaku
hu ho.... ho ho ho ho demi semi cintaku
hm....... hm hm demi semi cintaku
hu ho.... ho ho ho ho demi semi cintaku
Label:
Ebiet G. Ade
Ayah Aku Mohon Maaf
Dan pohon kemuning akan segera kutanam
Satu saat kelak dapat jadi peneduh
Meskipun hanya jasad bersemayam di sini
Biarkan aku tafakkur bila rindu kepadamu
Walau tak terucap aku sangat kehilangan
Sebahagian semangatku ada dalam doamu
Warisan yang kau tinggal petuah sederhana
Aku catat dalam jiwa dan coba kujalankan
Meskipun aku tak dapat menungguimu saat terakhir
Namun aku tak kecewa mendengar engkau berangkat
Dengan senyum dan ikhlas aku yakin kau cukup bawa bekal
Dan aku bangga jadi anakmu
Ayah aku berjanji akan aku kirimkan
Doa yang pernah engkau ajarkan kepadaku
Setiap sujud sembahyang engkau hadir terbayang
Tolong bimbinglah aku meskipun kau dari sana
Sesungguhnya aku menangis sangat lama
Namun aku pendam agar engkau berangkat dengan tenang
Sesungguhnyalah aku merasa belum cukup berbakti
Namun aku yakin engkau telah memaafkanku
Air hujan mengguyur sekujur kebumi
Kami yang ditinggalkan tabah dan tawakkal
Ayah aku mohon maaf atas keluputanku
Yang aku sengaja maupun tak kusengaja
Tolong padangi kami dengan sinarnya sorga
Teriring doa selamat jalan buatmu ayah tercinta
Label:
Ebiet G. Ade
Berita Kepada Kawan
Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk di sampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan
Kaki tergetar menempa kering rerumputan
Perjalanan inipun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia ku tanya mengapa
Bapak ibunya telah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut, kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam, tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali disana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia ku tanya mengapa
Bapak ibunya telah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut, kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam, tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali disana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Label:
Ebiet G. Ade
Berjalan Di Hutan Cemara
Berjalan, di hutan cemara
Langkahmu terasa kecil dan lelah
Makin dalam lagi
Ku di telan fatamorgana
Tebing tanah basah
Di pinggir jalan setapak
Seperti garis wajahmu
Teduh dan kasih
Makin dalam lagi
Ku di cekam kerinduan
Kabut putih melintasi jalanku
Jarak pandangku dua langkah ke depan
Ada seberkas cahaya menembus rimbun dedaun
Sanggupkah menerangi jalanku
Dan aku berharap kapankah kiranya
Sampai di puncak sana..
Aku pun bertanya siapa diriku
Aku kan bertanya, siapakah dia
Aku kan bertanya siapa mereka
Aku kan bertanya siapakah kita
Label:
Ebiet G. Ade
Bunga Bunga Cinta
Geriapnya seperti sejuta bintang
Pancaran matamu bening cemerlang
Aku pun terkesima, hilanglah kata-kata,
degup jantungku menggelegak,
gelora cinta pun deras mengalir tak terbendung
Semburatnya seperti cipratan embun
tergambar dalam senyumanmu teduh
Ulurkanlah tanganmu, alirkanlah cintamu
Aku terpana tanpa daya
Letih berpacu mengejar impian, bunga cinta
Aku memang lelaki yang tak beruntung
Tak punya apapun yang dapat kubanggakan
Sementara engkau terlalu sempurna
Hampir hanya terwujud dalam bayang-bayang,
hanya dalam bayang
Semburatnya seperti cipratan embun
tergambar dalam senyumanmu teduh
Ulurkanlah tanganmu, alirkanlah cintamu
Aku terpana tanpa daya
Letih berpacu mengejar impian, bunga cinta
Getar-getar cintaku dan cintamu
Terwujudlah semua angan-anganku
Aku ada bersamamu, engkau ada bersamaku
Selamat pagi isi bumi, selamat tinggal bayang-bayang sepi
Selamat tinggal bayang-bayang sepi
Label:
Ebiet G. Ade
Camelia I
Dia Camellia..
Puisi dan pelitaku
Kau sejuk seperti titik embun
Membasah di daun jambu
Di pinggir kali yang bening
Sayap-sayapmu kecil
Lincah berkepak
Seperti burung camar terbang
Mencari tiang sampan
Tempat berpijak kaki dengan pasti
Mengarungi nasibmu,
Mengikuti arus air berlari
Dia Camellia..
Engkaukah gadis itu ?
Yang selalu hadir dalam mimpi mimpi
Di setiap tidurku
Datang untuk hati yang kering dan sepi
Agar bersemi lagi
Hmm.. bersemi lagi
Kini datang mengisi hidup
Ulurkan mesra tanganmu
Bergetaran rasa jiwaku
Menerima karuniaMu
Camellia oh.. Camellia
Camellia oh.. Camellia
Label:
Ebiet G. Ade
Camelia II
Gugusan hari-hari
Indah bersamamu Camelia
Bangkitkan kembali
Rinduku mengajakku kesana
Ingin ku berlari
Mengejar seribu bayangmu Camelia
Tak pedulikan ku terjang
Biarpun harus ku tembus padang ilalang
Tiba-tiba langkahku terhenti
Sejuta tangan t’lah menahanku
Ingin ku maki mereka berkata
“Tak perlu kau berlari,
Mengejar mimpi yang tak pasti
Hari ini juga mimpi,
Maka biarkan dia datang,
Di hatimu, di hatimu..”
Tiba-tiba langkahku terhenti
Sejuta tangan t’lah menahanku
Ingin ku maki mereka berkata
“Tak perlu kau berlari,
Mengejar mimpi yang tak pasti
Hari ini juga mimpi,
Maka biarkan dia datang,
Di hatimu.., di hatimu..
Di hatimu.., di hatimu..
Di hatimu.., di hatimu..
Di hatimu.., di hatimu..”
Label:
Ebiet G. Ade
Camelia III
Disini, di batu ini
Akan kutuliskan lagi
Namaku dan namamu
Maafkan bila waktu itu
Dengan tuliskan nama kita
Kuanggap engkau berlebihan
Sekarang setelah kau pergi
Kurasakan makna tulisanmu
Meski samar tapi jelas tegas
Engkau hendak tinggalkan kenangan
Dan kenangan…
Disini kau petikkan kembang
Kemudian engkau selipkan
Pada tali gitarku
Maafkan bila waktu itu
Kucabut dan kubuang
Kau pungut lagi dan kau bersihkan
Engkau berlari sambil menangis
Kau dekap erat kembang itu
Sekarang baru aku mengerti
Ternyata kembangmu kembang terakhir
Yang terakhir…
Oh, Camellia…
Katakanlah di satu mimpiku
Oh, Camellia..
Maafkanlah segala khilaf dan salahku
Disini, di kamar ini
Yang ada tinggal gambarmu
Kusimpan dekat dengan tidurku
Dan mimpiku…
Label:
Ebiet G. Ade
Cerita Cinta Suminah dan Tukang Sapu
Malam yang pekat terasa menyiksa
Duduk sendirian di bangku pasar
Nyamuk terbang layang sesekali hinggap
Menunggu pagi datang, menunggu kehidupan
Ia enggan tertidur, ia enggan bermimpi
Senyum yang menawan gadis kebaya jingga ho ho ho
Dinyalangkan matanya, dipeluk erat bayangnya
Suminah pilar timur anak pedagang sayur
Dicari sesobek kertas, dicari sepotong arang
Ia menggambar sebisanya
Asal bisa terungkapkan perasaan yang menggebu
"Suminah, aku cinta kamu!"
Berjalan mengendap-endap menuju sudut pilar timur
Disorongkan hati yang terpanah hm
Semoga hm Suminah mengerti ho ho ho ho
Cinta cucu Adam begitu sederhana
tapi makna yang tersimpul begitu agung
Seorang tukang sapu punya cara sendiri
meramu adonan cinta, ia berhak menikmati
Dicari sesobek kertas, dicari sepotong arang
Ia menggambar sebisanya
Asal bisa terungkapkan perasaan yang menggebu
"Suminah, aku cinta kamu!"
Berjalan mengendap-endap menuju sudut pilar timur
Disorongkan hati yang terpanah ho
Semoga hm Suminah mengerti ho ho ho ho
Label:
Ebiet G. Ade
Cinta Sebening Embun
Pernahkan kau coba menerka
Apa yang tersembunyi di sudut hati
Derita di mata, derita dalam jiwa
Kenapa tak engkau pedulikan
Sepasang kepodang terbang melambung
Menukik di bawah seberkas pelangi
Gelora cinta gelora dalam dada
Kenapa tak pernah engkau hiraukan
Selama musim belum bergulir
Masih ada waktu saling membuka diri
Sejauh batas pengertian, pintu pun tersibak
Cinta mengalir sebening embun
Kasihpun mulai deras mengalir
Cemerlang sebening embun
Pernahkan kau coba membaca
Sorot mata dalam menyimpan rindu
Sejuta impian, sejuta harapan
Kenapa mesti kau abaikan
Selama musim belum bergulir
Masih ada waktu saling membuka diri
Sejauh batas pengertian, pintu pun tersibak
Cinta mengalir sebening embun
Kasihpun mulai deras mengalir
Cemerlang sebening embun
Selama musim belum bergulir
Masih ada waktu saling membuka diri
Sejauh batas pengertian, pintu pun tersibak
Cinta mengalir sebening embun
Kasihpun mulai deras mengalir
Cemerlang sebening embun
Label:
Ebiet G. Ade
Cintaku Kandas di Rerumputan
Aku mulai resah
Menunggu engkau datang
Berpita jingga sepatu hitam
Kau bawa cinta yang kupesan
Aku mulai ragu
Dengan keberanianku
Berapa cinta kau tawarkan
Berapa banyak yang kau minta
Aku merasa terjebak dalam lingkaran membiusku
Namun dorongan jiwa tak sanggup ku tahan
Iblis manakah yang merasuk aku memilih cara ini
Mungkinkah aku merasa tak punya apa-apa
Dan ketika engkau datang
Aku pejamkan mataku
Samar kudengar suaramu
Lembut memanggil namaku
Seketika sukmaku melambung
Ku putuskan untuk berlari
Menghindarimu sejauh mungkin
Cintaku kandas di rerumputan
Aku mulai sadar
Cinta tak mungkin ku kejar
Akan kutunggu harus kutunggu
Sampai saatnya giliranku
Dan ketika engkau datang
Aku pejamkan mataku
Samar kudengar suaramu
Lembut memanggil namaku
Seketika sukmaku melambung
Ku putuskan untuk berlari
Menghindarimu sejauh mungkin
Cintaku kandas di rerumputan
Label:
Ebiet G. Ade
Dosa Siapa, Ini Dosa Siapa
Kudengar suara jerit tangismu
Sesepi gunung
Kulihat bening bola matamu
Sesejuk gunung
Oh, engkau anakku
Yang menanggungkan noda
Sedang engkau terlahir
Mestinya sebening kaca
Apa yang dapat kubanggakan?
Kata maafku pun belum kau mengerti
Dosa siapa? ini dosa siapa?
Salah siapa? ini salah siapa?
Mestinya aku tak bertanya lagi
Kudengar ceria suara tawamu
Menikam jantung
Kulihat rona segar di pipimu
Segelap mendung
Oh, engkau anakku
Yang segera tumbuh dewasa
Dengan selaksa beban
Mestinya sesuci bulan
Apa yang dapat kudambakan?
Kata sesalku pun belum kau mengerti
Dosa siapa? ini dosa siapa?
Salah siapa? ini salah siapa?
Jawabnya ada di relung hati ini
Label:
Ebiet G. Ade
Elegi Esok Pagi
Ijinkanlah kukecup keningmu
Bukan hanya ada di dalam angan
Esok pagi kau buka jendela
Kan kau dapati seikat kembang merah
Engkau tahu aku mulai bosan
Bercumbu dengan bayang-bayang
Bantulah aku temukan diri
Menyambut pagi membuang sepi
Ijinkanlah aku kenang
Sejenak perjalanan
Dan biarkan ku mengerti
Apa yang tersimpan di matamu
Barangkali di tengah telaga
Ada tersisa butiran cinta
Dan semoga kerinduan ini
Bukan jadi mimpi diatas mimpi
Ijinkanlah aku rindu
Pada hitam rambutmu
Dan biarkan ku bernyanyi
Demi hati yang risau ini
Barangkali di tengah telaga
Ada tersisa butiran cinta
Dan semoga kerinduan ini
Bukan jadi mimpi diatas mimpi
Label:
Ebiet G. Ade
Episode Cinta Yang Hilang
Ke manakah akan kucari lagi
Butir-butir cintaku yang lama kubuang?
Apakah pada gelombang lautan
Atau hiruk pikuk jalanan?
Semua sungai ingin kususuri,
Semua bukit akan kudaki,
Semua padang belantara akan kutembus
Harus kutemukan lagi sebutir cintaku yang hilang
Ditelan dusta kemarau panjang
Kapankah akan kudengar lagi
Nyanyian angin dan denting gitarmu?
Apakah pada pancaran rembulan
Atau tubuh-tubuh panas jalanan?
Semua bumi ingin kujejaki,
Semua langit akan kudaki,
Semua bintang-bintang akan kutembus
Harusku temukan lagi sebutir cintaku yang hilang
Ditelan dusta kemarau panjang
Label:
Ebiet G. Ade
Isyu
Engkau pasti menuduhku telah bersekutu dengan setan
Menyangka apa yang ku miliki aku dapat dari dusta
Engkau mulai kasak-kusuk bergunjing ke sana-sini
Melilitkan isyu di leherku, mengipaskan suasana panas
Entah apa yang harus ku jelaskan, aku enggan bicara
Yang penting suara dalam jiwaku adalah kebenaran
Biarpun hanya Tuhan yang mendengar
Engkau pasti menduga-duga aku telan yang bukan milikku
Coba buka catatan di langit, di sana ku simpan kebenaran
Entah apa yang harus ku jelaskan, aku enggan bicara
Yang penting suara dalam jiwaku adalah kebenaran
Biarpun hanya Tuhan yang mendengar
Isyu isyu isyu semua hanya isyu
Isyu isyu isyu semua hanya isyu
Label:
Ebiet G. Ade
Kalian Dengarkan Keluhanku
Dari pintu ke pintu
Ku coba tawarkan nama
Demi terhenti tangis anakku
Dan ke ibunya
Tetapi nampaknya semua mata
Memandangku curiga
Seperti hendak telanjangi
Dan kuliti jiwaku
Apakah buku diri ini
Harus selalu hitam pekat
Apakah dalam sejarah orang
Mesti jadi pahlawan
Sedang Tuhan di atas sana
Tak pernah menghukum
Dengar sinar matanya yang lebih tajam
Dari matahari
Kemanakah sirnanya nurani embun pagi
Yang biasanya ramah kini membakar hati
Apakah bila terjanjur salah
Akan tetap dianggap salah
Tak ada waktu lagi benahi diri
Tak ada tempat lagi untuk kembali
Kembali dari keterasingan ke bumi berada
Ternyata lebih menyakitkan dari derita panjang
Tuhan bimbinglah batin ini
Agar tak gelap mata
Dan sampakanlah rasa inginku
Kembali bersatu
Kemanakah sirnanya nurani embun pagi
Yang biasanya ramah kini membakar hati
Apakah bila terjanjur salah
Akan tetap dianggap salah
Tak ada waktu lagi benahi diri
Tak ada tempat lagi untuk kembali
Label:
Ebiet G. Ade
Kupu-Kupu Kertas
Setiap waktu engkau tersenyum
Di sudut matamu memancarkan rasa
Keresahan yang terbenam
Kerinduan yang tertahan
Duka dalam yang tersembunyi
Jauh di lubuk hati
Kata-katamu riuh mengalir bagai gerimis
Seperti angin tak pernah diam
Slalu beranjak setiap saat
Menebarkan jala asmara
Menaburkan aroma luka
Benih kebencian kau tanam
Bahkan lading gersang
Entah sampai kapan berhenti menipu diri..
Kupu-kupu kertas
Yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna
Di bias lampu temaram
Membasuh debu yang lekat dalam jiwa
Mencuci bersih dari sgala kekotoran
Aku menunggu hujan turunlah
Aku emngharap badai datanglah
Gemuruhnya akan melumatkan semua
Kupu-kupu kertas
Kupu-kupu kertas
Yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna
Di bias lampu temaram
Kupu-kupu kertas
Yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna
Di bias lampu temaram
Kupu-kupu kertas
Yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna
Di bias lampu temaram
Label:
Ebiet G. Ade
Lagu Untuk Sebuah Nama
Mengapa jiwaku mesti bergetar
Sedang musik pun manis ku dengar
Mungkin karena ku lihat lagi
Lentik bulu matamu, bibirmu,
Dan rambutmu yang kau biarkan
Jatuh berderai di keningmu
Makin mengajakku terpana
Kau goreskan gita cinta
Mengapa aku mesti duduk disini
Sedang kau tepat di depanku
Mestinya aku berdiri berjalan ke depanmu
Ku sapa, dan ku nikmati wajahmu
Atau ku isyaratkan cinta
Tapi semua tak ku lakukan
Kata orang cinta musti berkorban
Mengapa dadaku mesti berguncang
Bila ku sebutkan namamu
Sedang kau di ciptakan bukanlah untukku
Itu pasti, tapi aku tak mau peduli
Sebab cinta bukan mesti bersatu
Biar ku cumbui bayangmu
Dan ku sandarkan harapanku
Label:
Ebiet G. Ade
Subscribe to:
Posts (Atom)